Penelitian baru dari AS menunjukkan bahwa sering mengantuk bisa diakibatkan dalam gen kita,hal ini dapat juga menjelaskan mengapa beberapa orang tampaknya bisa tetap segar dan waspada meski hanya dengan empat jam tidur malam.
Para peneliti menemukan bahwa
setelah menghabiskan beberapa malam dengan waktu tidur terbatas, orang dewasa sehat yang membawa varian gen tertentu yang disebut DQB1 * 0602 lebih mengantuk dan merasa lebih lelah di siang hari dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki varian gen tersebut.
setelah menghabiskan beberapa malam dengan waktu tidur terbatas, orang dewasa sehat yang membawa varian gen tertentu yang disebut DQB1 * 0602 lebih mengantuk dan merasa lebih lelah di siang hari dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki varian gen tersebut.
Varian ini terkait erat dengan narkolepsi, gangguan tidur yang membuat orang merasa mengantuk di siang hari. Tetapi para peneliti mengatakan apabila Anda memiliki varian ini tidak berarti Anda pasti memiliki gangguan narkolepsi. Sebanyak 12-38 persen dari pemilik gen ini tidak menderita narkolepsi, dan tidak memiliki masalah tidur. Dan dengan persentase yang lebih kecil, beberapa orang masih dapat menderita gangguan ini meskipun mereka tidak membawa varian.
Anda dapat membaca tentang studi, yang dipimpin oleh Dr Namni Goel, asisten profesor Psikologi pada Psychiatry at the University of Pennsylvania School of Medicine di Philadelphia. Pada edisi online Neurology tertanggal 26 Oktober, yang merupakan jurnal medis dari American Academy of Neurology ( AAN ).
Goel mengatakan kepada pers bahwa jika temuan mereka dikonfirmasi , hal itu bisa membenarkan bahwa pembawa DQB1 * 0602 memiliki kecenderungan tidur siang atau mengkonsumsi kafein untuk membantu mereka terjaga di siang hari apabila mereka mengalami kurang tidur.
Untuk penelitian ini, para peneliti merekrut 37 orang dewasa yang sehat pembawa gen DQB1 * 0602 dan 92 orang dewasa sehat yang tidak memiliki gen tersebut, lalu mengamati mereka selama seminggu di laboratorium tidur. Tak satu pun dari peserta memiliki gangguan tidur.
Selama dua malam pertama para peserta menghabiskan 10 jam di tempat tidur dan sepenuhnya beristirahat.
Selama lima malam berikutnya, tidur mereka dibatasi : mereka menjalani " kurang tidur kronis secara parsial ", di mana mereka hanya diizinkan empat jam di tempat tidur setiap malam. Selama sisa waktu mereka bisa membaca , bermain game atau menonton film, untuk membantu mereka tetap terjaga.
Para peserta tidak bisa mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat mempengaruhi tidur mereka seperti pisang, kafein, atau alkohol.
Selama seminggu, para peneliti mengukur kualitas tidur peserta, meminta mereka untuk menilai kantuk mereka, dan tes lengkap untuk menilai memori, perhatian dan kemampuan untuk menahan kantuk di siang hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa :
Pembawa DQB1 * 0602 memiliki keinginan yang lebih rendah untuk tidur apabila semalam sebelumnya beristirahat secara penuh.
Pada malam kedua setelah beristirahat penuh, pembawa varian gen memiliki rata-rata 34 menit tidur dalam tahap 3, sedangkan mereka yang tidak memiliki varian gen memiliki rata-rata 43 menit.
Pada malam kelima setelah diberlakukan pembatasan tidur, pembawa gen menghabiskan rata-rata 29 menit tidur dalam tahap 3, dibandingkan dengan 35 menit untuk mereka yang tidak memiliki varian gen.
Pembawa DQB1 * 0602 merasa lebih mengantuk dan lebih lelah daripada mereka yang tidak memiliki varian gen tersebut, dan tidur mereka lebih terfragmentasi : baik ketika mereka diberikan waktu tidur yang penuh, maupun ketika mereka diberikan waktu tidur yang dibatasi
Pemilik gen terbangun rata-rata empat kali pada malam kelima periode tidur terbatas, sementara non-carrier terbangun rata-rata hanya dua kali pada malam yang sama.
Pemilik gen menghabiskan waktu dalam tahap tidur nyenyak lebih sedikit dibanding mereka yang tidak memiliki gen : baik selama malam dengan waktu tidur, maupun waktu tidur yang dibatasi.
Goel mengatakan pemiliki varian gen ini mungkin adalah " penanda biologis untuk memprediksi bagaimana seseorang akan merespon terhadap kurang tidur, yang mana memiliki konsekuensi kesehatan yang signifikan dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia ".
Referensi :
"DQB1*0602 predicts interindividual differences in physiologic sleep, sleepiness, and fatigue."
Namni Goel, Siobhan Banks, Emmanuel Mignot, and David F. Dinges.
Neurology, 26 October 2010; 75(17): 1509-1519.
Source : www.medicalnewstoday.com
Baca Juga :
- 8 Tips Praktis Dalam Membeli Tempat Tidur
- Cara Mendapatkan Tidur Malam Yang Baik Menurut American Psychological Association
- Tips Mengurangi Insomnia Dengan Cognitive Behavioral Treatment
- Konsekuensi Kurang Tidur Terhadap Kemampuan Pengambilan Keputusan
- Tinjauan Mengenai Gangguan Tidur Pada Anak dan Remaja Menurut American Psychological Association
- Bagaimana Lingkungan dan Perilaku Mempengaruhi Tidur Anda
- Mengapa Tidur Sangat Penting Menurut American Psychological Association
- Pentingnya Tidur Cukup Pada Anak Untuk PRESTASI dan PERILAKU Yang Lebih Baik
- Inilah Alasan Mengapa Kurang Tidur Dapat Merusak Karir Anda
Featured Promotion :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar